Home > Life > ASI Eksklusif itu Harus tapi…

ASI Eksklusif itu Harus tapi…

Kemaren sempet baca twit temen yang meng-quote twitter nya ayah ASI. Twit itu sangat mendukung pemberian ASI eksklusif (ASIX) sampai usia 6 bulan. Beberapa hari yang lalu seorang teman yang anaknya berusia 7 bulan sempat mem-bbm saya, sedikit curhat kalau disuruh ngasih susu soya sama mertua karena berat badan anaknya sedikit. Temen saya itu ga ikhlas ngasi sufor karena selama ini dia ASIX, dia keukeh bakalan ngasi ASI terus. Sebelumnya saya juga pernah melihat acara televisi mengenai penelitian tentang monyet di hutan mana gt (saya lupa), dan Subhanallah ternyata monyet yang mungkin secara genetic mirip dengan manusia, hanya memberikan ASI saja kepada anaknya yg baru lahir sampai 6 bulan. Jadi sebenarnya Allah memang mengkondisikan seorang anak untuk hanya mengkonsumsi asi saja selama 6 bulan di awal kehidupannya.

Alhamdulillah, saat ini pemahaman para orang tua dan calon orang tua mengenai pentingnya ASI untuk anak mereka. Tak sedikit teman saya yang berhasil ASIX walaupun mereka bekerja, namun ada juga yang terpaksa harus mix ASI-sufor (termasuk saya) bahkan ada yg menyerah pada sufor. Semakin pinter manusia, semakin pinter pula mencari informasi. Flashback pada 1,5 tahun yang lalu ketika saya masih hamil Bima. Waktu itu temen saya yang lagi hamil ngajakin ikut milis asiforbaby, katanya banyak info penting tentang per-ASI-an. Waktu itu saya langsung join, dan ternyata benar, disitu saya dapat berbagai macam info yang sangat bermanfaat. Sejak ikut milis itu saya jadi fanatic buat ASIX ke Bima sampai 6 bulan. Keinginan itu begitu kuat dan suami pun mendukungnya.

Tepat ketika Bima lahir, saya sudah berniat untuk ASIX, saya ga ngasih sufor atau apapun selain ASI di 2 hari pertamanya walau kala itu Bima sangat rewel sedangkan ASI saya masih kempes dan ga keluar ketika dipencet. Hari ketiga saya menyerah pada sufor karena asi saya masih sama seperti hari sebelumnya namun tetap memaksakan Bima untuk nenen. Apa kabar dengan ASI saya? Hari ke 4 saya baru bisa melihat cairan itu keluar. Bahagia campur terharu rasanya melihatnya menetes walaupun saat itu kuantitasnya sedikit.

Beruntunglah saya berada di keluarga (ayah dan ibu saya) yang sangat sayang pada Bima. Orang tua saya tidak tega melihat cucu-nya kehausan, sementara mereka menilai ASI saya tidak cukup untuk Bima. Alhasil saya selalu diminta untuk memberika sufor buat Bima. Sengotot apapun saya, tetep aja disuruh ngasih sufor. Kadang saya turutin kadang juga ga. Saya ga bisa bilang tidak pada sufor karena memang setelah nenen Bima masih menangis dan kehausan, ketika coba di pompa pun hasilnya juga tidak menggembirakan. Saat itu suami sering ga ada pas saya diintimidasi buat ngasi sufor, pas ada-pun dia biasanya diam (karena kami emang dalam posisi numpang di rumah ortu), ya sudah lah daripada ribet dan ribut malah jadi stress saya turutin aja.

Beruntunglah para ibu yang punya ASI berlimpah, yang bisa sampai rembes di baju dan nyetok berbotol-botol. Entah karena ilmu saya yang masih cetek atau makanan saya yang kurang sehingga saya ga bisa ASIX. Kecewa itu pasti, karena awalnya saya pengen ASIX, namun apa boleh buat, saya sudah berusaha dan ternyata gagal. Kakak ipar saya malah tidak ngASI karena kata dia tidak keluar. Mungkin banyak orang-orang yang sangat pro ASI bilang kalau saya kurang usaha dan blab la bla… mungkin juga ada yang nganggap kakak ipar saya itu ibu yang kejam karena ga ngASI. Namun berdasarkan pengalaman, ibu mana sih yang tega biarin anaknya nangis kehausan sementara dia sendiri ga bisa mengeluarkan ASI. Oke…ada yg bilang harus rilex, tapi di tengah tangisan anak yang kehausan mana bisa kita rilex, apalagi lingkungan tidak mendukung.

Menurut pendapat pribadi saya, setiap ibu pasti pengen ngASI ke anaknya, karena seperti yang saya rasakan hal itu bisa meningkatkan bounding dengan anak dan menciptakan kebahagiaan yang luar biasa. Pada beberapa kasus terdapat ibu-ibu yang ASI nya tidak begitu banyak, penyebabnya mungkin karena emang ga banyak atau mereka ga bisa membuatnya jadi banyak. Yang paling penting penting adalah, banyak atau sedikitnya ASI kita harus tetap memberikannya kepada anak sampai dia berusia 2 tahun.  Kalau kata orang anak yang sudah kenal sufor ga bakal mau ASI, pendapat itu salah di saya dan anak saya. Walaupun selama saya kerja dia minum ASI dan sufor dari botol dot, setelah saya nyampe rumah dia sering nolak dot dan lebih memilih nenen. Semakin besar bukannya males nenen tapi malah semangat buat nenen.

Ibu yang ASI nya berlimpah bisa ngasi ASI saja tanpa sufor, namun yang pas-pasan bisa dicapur sufor yang menurut saya itu bukan racun (jadi kalau anti sama sufor dan menggapnya seolah racun saya itu kurang tepat). ASI saya pas-pasan, saya adalah seorang ibu bekerja, saya ga bisa ASIX namun saya akan terus berusaha buat ngASI ke anak saya sampai 2 tahun dan bisa weaning with love.

 

 

 

Categories: Life
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment